Suatu hari Mathias Mardijanto, GM Logistic and Water Business Unilever Indonesia, melempar tanya kepada seorang rekan di timnya, mengapa pengiriman barang melalui kereta api kok masih 30%, kenapa tak bisa dikerek lagi.
Usut punya usut, ternyata problemnya serius. Maksud hati memilih kereta agar barang lebih cepat terkirim aman, dan efisien, eh justru sebaliknya; lama dan mahal.
Bahkan pernah keterlambatan barang yang dikirim melalui kereta api ke pabrik Unilever di Surabaya hampir 20 hari. Astaga.
“Harga pun lebih mahal,” cerita Mathias saat menjadi penanya pertama dalam forum diskusi RoundTable tentang Dampak Ekonomi Pembangunan Jalur Ganda Lintas Utara Jawa, di Bisnis Indonesia di Jakarta, belum lama ini.
Baginya, semestinya kereta jauh itu lebih efisien dan lebih murah ketimbang truk. Itu sebabnya ini menjadi tantangan bagi pemerintah bagaimana membujuk para pengusaha agar memakai kereta api dalam distribusi barang.
Sumber berita dan berita selengkapnya dapat dilihat di:
Media cetak Harian Bisnis Indonesia – Jumat, 27 Desember 2012