Oleh: Arkan Muhammad Faizulhaq
Junior Consultant | Supply Chain Indonesia
Pasar logistik halal global diprediksi akan berkembang dengan Commulative Annual Growth Rate (CAGR) sebesar 5,1%, dan meningkat dari valuasi pasar sebesar USD 321,2 miliar pada 2023 menjadi USD 528,2 miliar pada akhir 2033 (factmr.com). Peningkatan tersebut didorong oleh beberapa hal, seperti peningkatan populasi muslim, perubahan persepsi masyarakat terhadap produk halal, dan pertumbuhan investasi di sektor logistik halal.[1]
Peningkatan populasi muslim dengan kekayaan bersih tinggi (high-net-worth) menjadi pendorong tren logistik halal di dunia. Kegiatan jual beli produk halal yang tinggi dan populasi muslim yang terus tumbuh mengakibatkan peningkatan pada pengeluaran produk halal.[2]
Sektor halal telah tumbuh cukup pesat. Hal tersebut didorong tidak hanya oleh populasi muslim, tetapi juga di kalangan populasi non-muslim. Istilah “halal” telah menjadi sebuah standar di mana produk/makanan berstandar halal telah melewati prosedur kebersihan, prosedur higienis, dan persyaratan keagamaan sehingga permintaan terhadap produk halal di kalangan non-muslim meningkat.[3]
Pendorong lain adalah peningkatan investasi terhadap infrastruktur khusus yang berfokus pada pelaksanaan kegiatan logistik halal. Infrastruktur tersebut diharapkan dapat memberikan layanan yang efisien dan komprehensif kepada klien, membentuk rantai pasok halal secara global, meningkatkan pelaku rantai pasok, dan mengintegrasikan pelabuhan dengan perusahan logistik.[4]
Namun, penghambat pertumbuhan logistik halal secara global mengakibatkan pertumbuhan sektor logistik halal global menurun. Salah satu hambatannya adalah standardisasi dan regulasi halal di berbagai negara yang masih kurang. Upaya yang dapat diambil seperti harmonisasi standar dan regulasi halal di tingkat internasional, kerja sama antarnegara untuk mengadopsi standar yang seragam, dan peningkatan komunikasi antara produsen, pemerintah, dan lembaga sertifikasi halal untuk memastikan kesesuaian dengan persyaratan yang berlaku di berbagai pasar.[5]
Potensi peningkatan pasar logistik halal mendorong banyak perusahaan untuk mengadaptasi layanan logistiknya dengan menerapkan logistik halal. Salah satu bentuk implementasi logistik halal yakni berdasarkan titik kritis logistik halal (halal logistics critical point), yaitu pada transportasi, penyimpanan dan penanganan, serta peralatan kerja. Banyak perusahaan menyediakan atau mengintegrasikan seluruh pelayanan tersebut, di antaranya adalah Nippon Express, DB Schenker, Hala Group, Havi Logistics Tasco, TIBA Group, dan CMA CGM.
Nippon Express
Nippon Express merupakan perusahaan layanan transportasi yang berhasil mengintegrasikan pelayanan transportasi berbasis halal dan dapat digunakan di beberapa negara. Nippon Express memiliki sertifikasi terkait dengan logistik halal di Malaysia, Jepang, dan Indonesia.[6]
Nippon Express menyediakan layanan dengan standar halal yang mencakup layanan angkutan udara, angkutan laut, pengiriman truk, troli kontainer, penyimpanan gudang, dan asuransi pengangkutan khusus produk halal.[7]
Yusen Logistics
Yusen Logistics memastikan setiap produk halal tetap terjaga kehalalannya berdasarkan hukum syariat dan standar yang berlaku, hingga produk sampai di tangan konsumen. Untuk menjaga kehalalan produk selama proses distribusi, Yusen Logistics memahami bahwa diperlukan standardisasi halal yang spesifik di setiap lokasinya karena terdapat beberapa peraturan penanganan produk halal yang berbeda di setiap negara. Penyedia jasa logistik halal juga perlu untuk memenuhi persyaratan agama, peraturan, dan teknis dalam menyimpan dan mengirim produk halal ke pasar Islam.[8]
Yusen Logistics memiliki sertifikasi untuk impor/ekspor/transportasi domestik di Malaysia, Indonesia, dan Thailand. Dengan sertifikasi tersebut, Yusen Logistics dapat menjamin konsistensi manajemen rantai pasokan halalnya, membuka potensi untuk memperluas saluran penjualan ke pelanggan yang memiliki persyaratan halal yang ketat, dan akses ke pusat untuk mengekspor produk halal ke wilayah Islam lainnya, seperti Timur Tengah.[9]
DB Schenker Malaysia
Berdasarkan DB Schenker (2022), melalui artikel “Halal Supply Chain Solution for FMCG business”, DB Shenker memberikan pelayanan yang luas sebagai penyedia layanan logistik terintegrasi. Schenker Logistics (Malaysia) berdiri pada tahun 1979 dan menawarkan layanan logistik terintegrasi untuk pelanggan lokal, regional, dan global.[10]
Schenker Logistics (Malaysia) merupakan penyedia layanan logistik yang telah terakreditasi oleh Jabatan Kemajuan Islam Malaysia (JAKIM) di bawah standar halal logistic MS 2400-2:2019. Standar ini mencakup Halal Supply Chain dan pergudangan. Dengan standar tersebut, Schenker Logistcs (Malaysia) memiliki tiga strategi utama, yaitu pemisahan fisik, titik kontrol halal (Halal Control Point/HCP), dan Halal Assurance.[11]
Sebagai penyedia jasa logistik halal, Schenker Logistics (Malaysia) memiliki komitmen untuk memastikan kehalalan pengiriman yang terintegrasi melalui[12]:
• Pemisahan fisik (gudang khusus & tidak ada pencampuran dalam transportasi)
• Penerapan Sistem Jaminan Halal (SJH)
• Pembentukan Komite Halal Internal
• Penguatan kesadaran halal karyawan & pemahaman halal karyawan
• Pemertahanan standar kebersihan tertinggi & sanitasi
• Penyebaran dan komunikasi kebijakan dan prosedur halal
• Pemantauan & peningkatan berkelanjutan
Untuk memastikan komitmen tersebut terpenuhi, Schenker Logistics (Malaysia) memiliki beberapa layanan yang berfokus pada logistik halal, yaitu Halal Ambient Storage, Halal Ambient Transportation, Ritual Cleansing (Sertu), Halal Cold Chain Transport, Halal Cold Storage, Cross Dock Operation, dan VAL & VAS Packaging.[13]
Dengan adanya layanan ini, pelanggan dapat yakin dengan kebersihan dan keamanan makanan/produk hingga sampai di tangan pelanggan sehingga dapat meningkatkan kepercayaan pelanggan. Logistik halal juga dapat memperkuat nama Schenker Logistics (Malaysia) di antara kompetitor lain yang tidak menerapkan logistik halal. Manfaat lain yang Schenker Logistics (Malaysia) dapatkan seperti menciptakan rantai pasok yang kuat, efektif, dan efisien, memperluas jaminan halal dari pabrik ke titik pembelian kosumen, dan menghindari kontaminasi dari kotoran/najis.[14]
Klaster Industri Halal
Tieman (2021) menyebutkan bahwa Indonesia memiliki proyek klaster industri halal seluas 500 hektare mencakup klaster industri halal dan logistik. Proyek tersebut bernama Modern Halal Valley yang terletak di Pulau Jawa. Modern Halal Valley menyediakan ekosistem halal, lokasi bagi UKM, perusahaan besar dan multinasional, penyedia layanan logsitik, perbankan & keuangan Islam, serta perusahaan perdagangan. Selain itu, Modern Halal Valley memiliki area untuk laboratorium halal, penelitian, dan pendidikan.[15]
Gambar Modern Cikande Industrial Estate (MCIE)
Sumber: https://ekonomi.republika.co.id/
Modern Halal Valley terdiri atas beberapa sektor utama, yaitu sektor logistik, manufaktur, komersial, dan area residental. Sektor logistik mencakup penyimpanan (halal storage & cold storage), penyedia jasa logistik, dan pelabuhan. Sektor manufaktur mencakup produsen unggas dan daging sapi, bahan baku, makanan dan minuman, serta nutrisi. Untuk memastikan kehalalan unggas dan daging sapi hingga saat penyembelihan, Modern Halal Valley memiliki area khusus untuk penyembelihan hewan ternak.[16]
Tieman (2021) menyebutkan bahwa penentuan sektor pada setiap klaster didasari pada tiga hal, berikut merupakan ketiga dasar pembangunan Modern Halal Valley. Pertama, pembangunan Halal Valley difokuskan pada “ekonomi rantai” atau economies of chains. Klaster tersebut dibangun berdasarkan sistem rantai pasok.
Kedua, perancangan klaster dibangun sebagai ekosistem yang lengkap, mencakup pemasok, pelanggan, dan perdagangan. Selain itu, pendidikan dan penelitian juga menjadi landasan yang penting untuk dapat beradaptasi terhadap kemajuan teknologi.
Ketiga, kemitraan pemerintah dan swasta menjadi instrumen yang efektif untuk memastikan kebijakan yang ramah industri, pemberian insentif terhadap investasi, dan menyelaraskan kebijakan, serta peraturan daerah.
[1] https://www.factmr.com/report/halal-logistics-market
[2] Ibid.
[3] Ibid.
[4] Ibid.
[5] Ibid.
[6] https://www.nipponexpress.com/service/solutions/halal/
[7] Ibid.
[8] https://www.yusen-logistics.com/id_en/industries/food/halal-logistics-solutions
[9] Ibid.
[10] DB Schenker (2022) “Halal Supply Chain Solution for FMCG business.”
[11] Ibid.
[12] Ibid.
[13] Ibid.
[14] Ibid.
[15] Tieman, Marco (2021) “Halal Cluster Network: Connecting regional halal clusters”
[16] Ibid.
19 Februari 2024
*Isi artikel merupakan pemikiran penulis dan tidak selalu mencerminkan pemikiran atau pandangan resmi Supply Chain Indonesia.
Download artikel ini:
SCI - Artikel Tren Logistik Halal Global dan Implementasinya (409.1 KiB, 159 hits)