TRUCK MAGZ Magazine ED 06 (Dec 2014)
published by Arveo Pionir Mediatama
Majalah ini memaparkan berbagai hal menarik yang berkaitan dengan industri transportasi dan logistik dari berbagai sudut pandang, adapun laporan utama pada edisi 06, Desember 2014 ini diantaranya:
- Pasar Bebas di Depan Mata: Logistik tak Diproteksi, SDM Jadi Kunci
- Perusahaan Logistik Asing di Indonesia: Ancaman atau Peluang?
- Songsong MEA 2015: Bisnis Trucking Diprediksi Menurun
- Kinerja Logistik Indonesia Membaik
- Cetak Biru Sistem Logistik Nasional
- PR Besar Tol Laut
- Harga Solar Naik Jadi Angin Segar
- ATPM Truk Siasati Harga
Deskripsi:
Tahun 2015 sepertinya akan menjadi tahun penuh tantangan bagi industri trucking di Indonesia. Tantangan “pemanasan” dimulai dengan diaktifkannya angkutan kereta api (KA) yang dinilai menjadi pesaing truk. Pengoperasian jalur ganda KA lintas utara Jawa berpotensi meningkatkan volume pengiriman barang dengan KA. Susantono (2013) memperkirakan, pengoperasian jalur ganda akan meningkatkan kapasitas angkut dari 5.000 TEU’s (Twenty Foot Equivalent Unit) menjadi 15.000-20.000 TEU’s per minggu atau terjadi kenaikan sekitar 12.500 TEU’s per minggu.
Di tengah gencarnya PT Kereta Api Indonesia mempromosikan kereta api logistik, tantangan berikutnya muncul; kenaikan harga solar dari Rp 5.500 menjadi Rp 7.500 per liter. Kenaikan harga solar ini tentu memberikan efek langsung bagi pengusaha trucking. Dalam sebuah milis logistik, disebutkan, dampak langsung dan dampak multiplier effect dalam dunia transportasi Indonesia akibat kenaikan harga solar sebesar 36%% adalah biaya spare part akan naik 20%%, harga ban akan naik 20%%, dan biaya komisi dan uang makan sopir naik 15%%. Belum lagi, naiknya upah minimum provinsi atau kabupaten yang juga akan meningkatkan pengeluaran perusahaan.
Selain itu, muncul pula rencana untuk mengembangkan tol laut. Tol laut merupakan jalur distribusi logistik menggunakan kapal laut dari ujung pulau Sumatera hingga ujung Papua. Konsep tol laut pada dasarnya penyelenggaraan angkutan laut secara tetap dan teratur yang menghubungkan pelabuhan-pelabuhan dari Sumatera hingga ke Timur, dengan menggunakan kapal-kapal berukuran besar sehingga diperoleh manfaat ekonomisnya. Dua moda transportasi ini, kapal laut dan kereta api, diprediksi akan “memakan” pangsa pasar truk untuk jarak jauh.
Belum cukup itu, tantangan lain tahun 2015, yaitu diberlakukan Masyarakat Ekonomi ASEAN. Era pasar bebas di kawasan ASEAN akan dimulai. Kran itu tentu membuka celah bagi pengusaha logistik dan trucking dari negara lain untuk memperluas pasar di Indonesia. Seberapa siapkah pengusaha trucking dalam negeri bersaing dengan pengusaha asing? Ini menjadi tantangan baru yang harus diatasi.
Dalam situasi seperti ini, mengikuti arus perubahan menjadi mutlak dilakukan dengan kata kunci inovasi. Tanpa itu, bersiap saja untuk mati digerus perubahan. Selamat berubah!
Sumber: