×
Supply Chain Indonesia Video Channel
QUESTIONS? CALL: +62 22 720 5375 +62 821 1515 9393

Supply Chain Indonesia

Supply Chain Indonesia

Lembaga Pendidikan, Pelatihan, Konsultasi, Penelitian, Pengkajian & Pengembangan Logistik

+62227205375
Email: sekretariat@SupplyChainIndonesia.com

SUPPLY CHAIN INDONESIA
Komplek Taman Melati B1/22 Pasir Impun Bandung 40194 Indonesia

  • BERANDA
  • PROFIL
  • AGENDA
    • Agenda 2023
    • Training
      • Supply Chain Management
      • Warehouse Management
      • Basic Logistics
    • E-Training
      • Ahli Kepabeanan
      • Basic Logistics
      • Cold Chain Logistics
      • Dangerous Goods Handling for Multimode Transport
      • Demand Forecast & Sales and Operations Planning
      • Inventory Management
      • Procurement Management
      • Supply Chain Management
      • Supply Chain Risk Management
      • Transportation Management
      • Warehouse Management
    • Workshop/Webinar
      • Workshop Annual Planning & Budgeting
      • Workshop Manajemen Keuangan
      • Workshop Manajemen Pajak Batch 2
    • Seminar
  • OPINI
  • UNDUH
    • Infografis
    • Paparan SCI
    • Data Logistik
    • Kementerian dan Lembaga
    • Organisasi Internasional
    • Asosiasi dan Lembaga Non-Pemerintah
    • Seminar dan Konferensi
    • Forum Diskusi
    • Materi Pembelajaran
      • Manajemen Logistik
      • ERP
      • Sistem Transportasi dan Distribusi
      • Supply Chain Management
      • Manajemen Persediaan
    • Regulasi
      • Undang-Undang
      • Peraturan Presiden
      • Peraturan Pemerintah
      • Kementerian Perhubungan
      • Kementerian Perdagangan
      • Kementerian Keuangan
      • Kementerian Pertanian
      • Kementerian Kesehatan
      • Peraturan Gubernur
      • Kementerian Perindustrian
      • Badan Nasional Penanggulangan Bencana
  • AWARDS
  • KONTAK
COMPANYPROFILE
Supply Chain Indonesia
Monday, 11 July 2016 / Published in Catatan

8 Rekomendasi SCI untuk Perbaikan Transportasi Idul Fitri

Oleh: Setijadi | Chairman at Supply Chain Indonesia

Musim mudik 2016 diwarnai dengan kemacetan yang luar biasa, terutama di jalur utara Pulau Jawa. Sebagian pemudik harus menghabiskan waktu lebih dari 24 jam untuk menempuh perjalanan Jakarta-Brebes dari waktu normal 8 jam. Dari perjalanan itu, jarak Brebes-Tegal 12 km harus ditempuh selama 12 jam.

Kemacetan juga terjadi di jalur-jalur alternatif. Misalnya, jalur Ciledug-Ketanggungan-Jatibarang sekitar 35 km harus ditempuh selama 18 jam.

Kemacetan luar biasa itu berdampak terhadap waktu tempuh, serta kerugian psikologis dan ekonomis jutaan pemudik. Selain itu, sejumlah media melaporkan sedikitnya 12 jiwa melayang dengan beberapa faktor penyebab terkait kemacetan itu.

Berdasarkan analisis Supply Chain Indonesia (SCI), kemacetan terjadi karena kondisi sistem transportasi, serta ketidakseimbangan antara pasokan (supply) dan permintaan (demand).

Sebagian besar pemudik menggunakan kendaraan pribadi karena transportasi umum kurang memadai dan pengembangan sistem transportasi lebih terfokus pada moda transportasi jalan. Untuk Pulau Jawa, pembangunan jalan lebih terfokus di jalur utara.

Kondisi tersebut mengakibatkan volume kendaraan yang melonjak tajam pada masa libur Idul Fitri menumpuk pada titik-titik tertentu.

Kemacetan terjadi karena ketidakseimbangan pasokan dan permintaan transportasi di simpul-simpul transportasi, yaitu gerbang tol (GT) dan rest area (untuk jalur tol), serta persimpangan jalan, SPBU, dan pasar (untuk jalan non-tol). Kemacetan juga terjadi karena jalur-jalur alternatif tidak termanfaatkan karena kurang penyiapannya atau kurang terinformasikan kepada para pemudik.

Di lain sisi, pasokan berupa kapasitas semua elemen dalam rantai pasok transportasi tidak mampu mengimbangi kebutuhan, baik elemen utama (jalan tol, pelayanan pintu tol, jalan non-tol, persimpangan, dsb.) maupun pendukung (misalnya SPBU).

SCI berpendapat perlu dilakukan perbaikan untuk tahun-tahun selanjutnya dengan menerapkan supply chain management (SCM) untuk menyeimbangkan pasokan dan permintaan

Penyeimbangan harus dilakukan sepanjang jalur transportasi (end-to-end) secara terintegrasi (integrated). Upaya memperlancar atau mengatasi kemacetan secara parsial berpotensi mengakibatkan kemacetan yang bisa lebih parah di titik lainnya, seperti kemacetan dari GT Cikampek dan GT Palikanci yang berpindah dan terakumulasi ke GT Brebes Timur sekarang ini.

Kapasitas jalur transportasi harus terjaga dan tidak boleh terganggu di sepanjang jalur transportasi sesuai dengan volume kendaraan yang melewati. Sebagai contoh, walaupun kapasitas semua jalur tol dan jalan arteri memadai, hambatan di salah satu persimpangan atau SPBU dapat mengakibatkan kemacetan luar biasa.

Diperlukan pemetaan jalur transportasi dan traffic flow & bottleneck analysis, termasuk prediksi volume kendaraan pada setiap jalur transportasi, baik pada jalur utama maupun jalur alternatif.

Diperlukan perencanaan dan pengendalian sistem transportasi terintegrasi oleh pihak-pihak terkait (Kemenhub, dishub dan instansi pemda terkait, POLRI, Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT), operator jalan tol, operator semua moda transportasi, Pertamina dan pengelola SPBU, dan lain-lain).

SCI merekomendasikan delapan program perbaikan sistem transportasi, termasuk pada masa libur Idul Fitri, yaitu:

  1. Pengembangan transportasi umum berbasis multimoda secara terintegrasi, termasuk peningkatan kapasitas kereta api dan transportasi laut untuk pengangkutan penumpang dan kendaraan berpenumpang (mobil dan motor).
  2. Pembentukan/pemberdayaan Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang bertugas melakukan koordinasi antar instansi penyelenggara yang memerlukan keterpaduan dalam merencanakan dan menyelesaikan masalah Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (sesuai UU 22/2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan).
  3. Restrukturisasi pengelolaan transportasi, termasuk pengalihan BPJT dari Kemen PUPR menjadi di bawah Kemenhub.
  4. Percepatan penyelesaian pembangunan jalan tol Trans Jawa dan Jalur Jalan Lintas Selatan Pulau Jawa.
  5. Revitalisasi jalan non-tol (jalan nasional, provinsi, dan kabupaten/kota), termasuk dengan mengurangi potensi kemacetan akibat persimpangan jalan, perlintasan sebidang dengan kereta api, dan dampak kegiatan masyarakat (misalnya pasar).
  6. Perbaikan pengelolaan jalan tol, termasuk percepatan transaksi di gardu tol dengan transaksi non-tunai dan aplikasi teknologi lainnya.
  7. Pengembangan Sistem Informasi dan Komunikasi Lalu Lintas dan Angkutan Jalan secara terpadu, termasuk mengenai kondisi lalu lintas dan jalur-jalur alternatif.
  8. Pencegahan kemacetan akibat antrean di SPBU, termasuk dengan penyebaran penjualan BBM non-subsidi dalam kemasan, misalnya di outlet-outlet minimarket.

Download Catatan ini:

  Catatan_SCI_-_8_Rekomendasi_SCI_untuk_Perbaikan_Transportasi_Idul_Fitri.pdf (519.5 KiB, 257 hits)

Komentar

comments

Tagged under: distribusi, jalan tol, Logistics, LOGISTIK, Logistik Indonesia, Pergudangan, rantai pasok, Supply Chain, Supply Chain Indonesia, transportasi, Truk

What you can read next

Pelabuhan Hortikultura Jawa Tengah: Model Pembangunan Infrastruktur Logistik Berbasis Komoditas
Triwulan IV-2020, Angkutan Laut Terkontraksi Terendah Hanya 1,19 Persen
Logistics Center untuk Efisiensi Logistik dan Daya Saing Nasional

Recent Posts

  • Supply Chain Indonesia Gagas 10 Elemen Reformasi Struktur Logistik Nasional

    JAKARTA (ISL News) – Hasil kajian Ba...
  • Pelabuhan Cirebon Diprediksi Alami Lonjakan Logistik

    Citrust.id – Pelabuhan Cirebon diprediksi ...
  • Bea Cukai Berikan Fasilitas Pusat Logistik Berikat

    INFO NASIONAL – Kantor Wilayah Bea Cukai Jakart...
  • Bidik Industri Cold Chain, Tigaraksa Satria (TGKA) Resmikan Tira Cipta Logistik (TCL)

    KONTAN.CO.ID – BOGOR. PT Tigaraksa S...
  • JNE Optimistis Industri Logistik Terus Tumbuh

    KONTAN.CO.ID – JAKARTA. JNE tetap op...
  • GET SOCIAL

Copyright © 2017, SUPPLY CHAIN INDONESIA | Komplek Taman Melati B1/22 Pasir Impun Bandung 40194 Indonesia

TOP
WhatsApp chat