KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kendati mengapresiasi rencana Cikarang Bekasi Laut (CBL), Supply Chain Indonesia (SCI) mengungkapkan bahwa rencana realisasi proyek CBL perlu dipertimbangkan lagi.
Setijadi, Chairman SCI mengatakan, dari hasil analisis SCI, dari aspek keekonomian, jarak Pelabuhan Tanjung Priok dan Terminal CBL sekitar 30 kilometer (km) mengakibatkan manfaat CBL tidak memadai dari aspek biaya dan waktu untuk proses bongkar muat barang di pelabuhan maupun terminal.
Skala ekonomi juga tidak tercapai dengan kapasitas barge yang diperkirakan hanya 100 TEUs. Terminal CBL juga tidak berada di kawasan industri, sehingga diperlukan transportasi feeder dengan truk yang akan menambah proses dan biaya.
“Pembangunan CBL memerlukan anggaran yang besar termasuk untuk pembongkaran dan penggantian beberapa infrastruktur seperti jembatan besar di Cibitung dan Muara CBL (Babelan), serta beberapa saluran pipa gas (antara lain milik Pertamina dan PGN), serta kabel dan tower listrik (milik PLN dan Cikarang Listrindo),” ujarnya dalam siaran pers, Minggu (14/10).
Biaya pemeliharaan CBL akan mahal karena tingkat sedimentasi kanal yang tinggi dari area pertanian di sekitar CBL. SCI menambahkan, proyek CBL tidak sesuai dengan Perda No. 12 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kabupaten Bekasi dan Perda No. 22 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Provinsi Jawa Barat.
Sumber dan berita selengkapnya:
https://industri.kontan.co.id/news/supply-chain-indonesia-ketimbang-cbl-kereta-barang-lebih-efektif
Salam,
Divisi Informasi