Oleh: Joni Gusmali
Praktisi Transportasi Kargo Udara dan Senior Consultant
Supply Chain Indonesia
Menjadikan Bandara Kertajati di Majalengka sebagai hub logistik terutama untuk e-commerce akan menutupi kelemahan Bandara Soetta yaitu waktu tempuh yang lama ke CGK bagi pasar Jabar karena harus melewati Jakarta dengan lalulintas yang sangat padat.
Peluang lainnya yaitu produk UKM Jabar dapat mendunia lebih cepat dengan dijadikannya Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) menjadi hub untuk kargo terbesar di Indonesia. Menurut Dirut PT Pos Logistik Indonesia, Yuzon Erman, hampir 60 industri nasional ada di Jawa Barat dan ribuan produk UKM juga hadir di Jawa Barat.
Dilihat dari volume kargo, dibandingkan dengan BIJB, volume kargo di CGK tetap tinggi walaupun pada masa wabah Covid 19. Hal ini bisa menjadi peluang bagi BIJB karena daya tampung kargo CGK hanya 1.643 ton per hari. Pada masa wabah saja CGK sudah mencapai 1.350 ton. Dibandingkan data 2019 beban CGK sudah mencapai 1.852 ton per hari atau sudah melebihi kapasitas sebanyak 208 ton per hari. Sebagian kelebihan kapasitas CGK ini perlu dialihkan ke Kertajati sehingga terjadi keseimbangan beban antara CGK dan BIJB. Volume kargo di Bandara CGK dapat dilihat pada grafik di bawah ini.
Angkutan kargo per Pax Paska Surat Edaran Kemenhub No. 31/2020 rata-rata di CGK 272 kg/pax. Jika dilihat dari grafik di atas, volume kargo di Bandara Soeta tertinggi pada tanggal 13 Mei 2020 sejumlah 1.351 ton dan volume terendah pada tanggal 25 Mei 2020 sejumlah 324 ton serta rata-rata 834 ton per hari.
Kemampuan maksimal terminal kargo CGK adalah 1.640 ton per hari. Sekarang pada saat beban puncak sudah 1.350 ton per hari maka perlu segera diantisipasi pertumbuhan kargo ini dengan memanfaatkan BIJB sebagai penyeimbang beban CGK. Data CGK sebagai berikut:
Hub udara yang berhasil yaitu hub udara yang menawarkan layanan dan frekuensi udara yang banyak dan terhubung secara luas ke seluruh bandara di wilayah ASEAN dan Australia serta berlokasi strategis di jaringan udara wilayah Indonesia. Jika Majalengka Jabar ingin benar-benar berhasil sebagai hub udara maka maskapai penerbangan harus dapat terbang ke dan dari Bandara Kertajati, serta memanfaatkannya sebagai titik transit di sepanjang perjalanan mereka.
Untuk meningkatkan kemampuan Majalengka memasuki pasar wilayah Asia Pasific, maka Kemenhub perlu membuat dan memasyarakatkan sebuah Kebijakan “slot terbuka” agar mendorong lebih banyak maskapai terbang ke Majalengka. Sebagai pusat logistik udara, Majalengka juga perlu menawarkan bahan bakar penerbangan dengan biaya yang lebih murah. Kebijakan “slot terbuka” serta Majalengka bebas konsesi dan pajak daerah dan banyaknya perjanjian layanan udara dengan wilayah Asia Pasific akan membuat Majalengka menjadi hub udara yang menarik.
Untuk efisiensi, sebagian besar maskapai penerbangan yang ke Majalengka perlu mengadopsi model operasi transhipment “hub-and-spoke” yaitu maskapai menerbangkan penumpang dan barang dari bandara cabang ke bandara pusat wilayah atau hub. Hub wilayah ini kemudian berfokus pada penerbangan jarak jauh serta memanfaatkan pesawat yang lebih besar dan lebih efisien untuk mendapatkan keuntungan dari skala ekonomis.
Sebagai langkah awal, pengoperasian jalur KJT-XSP-BTH-KJT dapat memakai pesawat turboprop (mesin kipas) kargo dengan muatan pallet 5@88”x108” atau 9@88”x62” atau Bulk Payload sampai dengan 8.5 ton atau sampai 75 m3. Pesawat kargo turboprop tersebut dapat mendarat di bandara Seletar (XSP) dengan Jalur KJT-SIN-BTH-KJT. Disamping itu terdapat juga pilihan memakai pesawat jet kargo dengan kapasitas pallet 10-11 @125” x 88” atau 10 buah LD3 atau bulk dengan muatan yang dapat dijual 15 – 18 ton atau sampai dengan 142 m3 dan mendarat di bandara Changi (SIN).
Dari sisi pemerintah, perlu lebih cepat menyiapkan infrastruktur dan konsisten menyediakan moda transportasi dari pusat kota ke bandara maupun moda transportasi dari Kawasan Industri Karawang dan Kawasan Industri Brebes (Jawa Tengah bagian barat) ke BIJB.
Kinerja kargo udara di masa mendatang akan mengalami peningkatan dan Indonesia punya peluang dapat segera memanfaatkan drone kargo (cargo aerial vehicle) dan robotika (UAV atau Pesawat Udara Tanpa Awak). Penggunaan UAV bermanfaat untuk mengurangi keterlibatan langsung awak pesawat dan petugas dalam penerbangan. Hal tersebut sekaligus menjadi antisipasi wabah Covid19 gelombang kedua dan ketiga sehingga dapat memberikan keuntungan bagi BIJB untuk menyediakan lahan pergudangan yang bisa dijadikan landasan mendarat dan lepas landas UAV kargo.
5 Agustus 2020
Referensi:
- https://bisnis.tempo.co/read/1261756/bandara-kertajati-akan-jadi-pusat-kawasan-logistik-e-commerce
- https://regional.kompas.com/read/2019/05/12/19475591/infrastruktur-mendukung-bandara-kertajati-akan-jadi-pusat-kargo-terbesar?page=all
- https://jabarprov.go.id/index.php/news/33008/2019/05/11/BIJB-Jadi-Hub-Cargo-Produk-UKM-Jabar-Berpotensi-Mendunia-Lebih-Cepat
*Isi artikel merupakan pemikiran penulis dan tidak selalu mencerminkan pemikiran atau pandangan resmi Supply Chain Indonesia.
Download artikel ini:
SCI - Artikel BIJB sebagai Hub Logistik Internasional di Jawa Barat (Bagian 2 dari 2 tulisan) (750.2 KiB, 117 hits)