SURABAYA – Organisasi Angkutan Darat (Organda) Tanjung Perak diperkirakan merugi sekitar Rp90 miliar, akibat belum bergairahnya permintaan pengiriman barang via moda transportasi jalan berbahan bakar gas di Terminal Teluk Lamong (TTL).
Kepala DPC Organda Tanjung Perak Kody Lamahyu mengaku pihaknya terlanjur menggelontorkan modal senilai Rp120 miliar untuk membeli 100 unit truk berbahan bakar compressed natural gas (CNG).
“Awalnya kami menyiapkan 100 unit truk ramah lingkungan. Namun, karena ada penurunan laju pertumbuhan Jawa timur, [truk] yang [sudah bisa beroperasi di TTL] baru sekitar 25 armada,” ungkapnya kepada Bisnis belum lama ini.
Akibat belum maksimalnya kegiatan di TTL, sebanyak 75 armada yang terlanjur dibeli Organda terpaksa menganggur. Padahal, konsorsium dari 45 perusahaan angkutan jalan di Jawa Timur itu kadung merogoh kocek lebih dalam untuk pengadaan truk CNG.
Dia menilai investasi truk berbahan bakar gas sebenarnya dapat menjadi peluang bagi pengusaha angkutan kepelabuhanan. Sebab, penggunaan CNG menghemat biaya operasional hingga 20% dibandingkan dengan solar yang harganya mencapai Rp6.900/liter.
Sumber dan berita selengkapnya:
Bisnis Indonesia, edisi cetak 26 Mei 2015
Sumber foto:
tempo.co