REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Bank Indonesia bersama Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC) menyepakati lima kerja sama untuk penguatan industri halal di Indonesia. Penandatanganan dilakukan oleh Kepala Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah, Suhaed, bersama Chairman IHLC, Sapta Nirwandar di Jakarta, Jumat (28/6).
Adapun lima area kerja sama yang diteken tersebut di antaranya pertama, penguatan dan pengembangan kapasitas pelaku industri halal di Indonesia. Kedua penyediaan dan perluasan pasar bagi pelaku usaha industri halal di Indonesia baik dalam maupun luar negeri.
Selanjutnya area kerja sama ketiga, yakni pelaksanaan identifikasi dan fasilitasi dukungan penguatan sumber pembiayaan bagi para pelaku usaha industri halal di Indonesia. Keempat, penguatan kelembagaan atau asosiasi pelaku usaha industri halal di Indonesia. Terakhir, yakni pemetaan dan identifikasi para pelaku usaha industri halal di Indonesia serta pasar atau outlet baru.
Deputi Gubernur Bank Indonesia, Dody Budi Waluyo, mengatakan Bank Indonesia berkomitmen tegas untuk mendorong perkembangan ekonomi dan keuangan syariah. “Selalu muncul pertanyaan, kenapa kita harus keluar dari zona dan masuk ke sektor syariah? Karena jelas kita tidak bisa hanya masuk ke moneter mengurusi inflasi dan nilai tukar tanpa masuk ke sektor riil,” kata Dody di Jakarta, Jumat (28/6).
Menurut Dody, stabilitas nilai tukar akan menjadi sulit dikerjakan tanpa mengatasi masalah di sektor riil yang menjadi ‘akar rumput’ permasalahan ekonomi. Namun, bukan berarti otoritas moneter berjalan sendiri namun dengan koordinasi bersama pemerintah.
Sumber dan berita selengkapnya:
https://republika.co.id/berita/ekonomi/syariah-ekonomi/pttbm8368/bi-gandeng-ihlc-untuk-kerja-sama-penguatan-industri-halal
Salam,
Divisi Informasi