Oleh: Syani Fitri Wiji Lestari, S.E.
Junior Consultant | Supply Chain Indonesia
Ikan merupakan salah satu komoditas yang memiliki sifat mudah rusak (perishable), sehingga diperlukan upaya untuk mengurangi laju kerusakan dan penurunan mutu ikan. Upaya ini diperlukan, baik di tambak budidaya, di atas kapal penangkap ikan, ketika didaratkan di TPI, di unit pengolahan ikan, dan saat didistribusikan.
Kemampuan mempertahankan mutu perlu dimiliki oleh para nelayan dan petani ikan, sehingga mereka dapat meningkatkan pendapatan dan sekaligus melindungi konsumen. Mutu komoditas yang rendah mengakibatkan nilai jual yang rendah pula, bahkan dapat membahayakan kesehatan manusia.
Kemampuan mempertahankan mutu ini semakin diperlukan dalam era globalisasi agar komoditas perikanan Indonesia memiliki daya saing yang tinggi. Mutu komoditas perikanan harus memenuhi standar internasional. Komoditas perikanan yang tidak memenuhi standar internasional berpotensi untuk ditolak negara-negara importir.
Salah satu sarana yang harus tersedia dalam industri perikanan adalah cold storage yang diperlukan untuk menjaga mutu komoditas perikanan. Cold storage juga diperlukan karena produksi perikanan yang bersifat musiman. Produksi hanya pada musim tertentu, sedangkan industri membutuhkan pasokan bahan baku secara terus-menerus, sehingga perlu cold storage sebagai fasilitas penyimpanan.
Pengendalian atau pengaturan suhu di cold storage dapat memperpanjang umur komoditasnya (extended shelf life), seperti ditunjukkan pada tabel di halaman berikut ini.
Seperti ditunjukkan pada tabel tersebut, penggunaan cold storage dapat memperpanjang umur komoditas perikanan sampai beberapa bulan. Penyimpanan pada suhu yang lebih rendah semakin memperpanjang umur komoditas tersebut. Sebagai contoh, untuk jenis ikan white fish (gutted), penyimpanan pada suhu -10°C akan memperpanjang umur komoditas menjadi 1 bulan, penyimpanan pada suhu -20°C akan memperpanjang umur komoditas menjadi 4 bulan, dan penyimpanan pada suhu -29°C akan memperpanjang umur komoditas menjadi 8 bulan.
Tabel Extended Shelf Life Komoditas Perikanan
Kebutuhan Cold Storage di Indonesia
Dengan mempertimbangkan potensi perikanan Indonesia yang sangat besar, maka diperlukan cold storage dalam jumlah dan kapasitas besar. Kebutuhan cold storage menurut pulau di Indonesia ditunjukkan pada gambar di halaman berikut ini.
Berdasarkan data pada gambar tersebut, Indonesia sampai saat ini masih kekurangan cold storage. Kapasitas yang tersedia jauh lebih kecil dibandingkan kebutuhannya. Ketimpangan tertinggi antara kebutuhan dan kapasitas yang tersedia adalah di Pulau Jawa, diikuti Sumatera, Sulawesi, dan beberapa wilayah lainnya.
Kebutuhan dan Ketersediaan Cold Storage di Indonesia
Sumber: KKP (2016)
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah mempunyai program pembangunan cold storage di sejumlah lokasi di Indonesia. Gambar berikut ini menunjukkan penyebaran cold storage di Indonesia, baik yang dibangun oleh KKP maupun swasta.
Peta Penyebaran Cold Storage di Indonesia
Sumber: KKP (2016)
Salah satu masalah penting dalam pembangunan cold storage adalah ketersediaan listrik, terutama di sejumlah wilayah di luar Pulau Jawa. Masalah ketersediaan listrik ini seringkali terjadi karena di wilayah tersebut memang mengalami defisit listrik. Dengan demikian, rencana pembangunan cold storage di berbagai wilayah harus didukung oleh kementerian dan instansi yang terkait dalam penyediaan listrik tersebut.
7 Februari 2017
*Isi artikel merupakan pemikiran penulis dan tidak selalu mencerminkan pemikiran atau pandangan resmi Supply Chain Indonesia.
Download artikel ini:
SCI - Artikel Cold Storage Perikanan di Indonesia (924.5 KiB, 1,926 hits)