Oleh: Setijadi | Chairman at Supply Chain Indonesia
Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tahun 2014, potensi pengembangan perikanan tangkap di laut Indonesia sebesar 6,5 juta ton dan di perairan umum seluas 54 juta hektar dengan potensi produksi 0,9 juta ton/tahun. Potensi ekonomi sumber daya kelautan dan perikanan yang berada di bawah lingkup tugas KKP dan dapat dimanfaatkan untuk mendorong pemulihan ekonomi diperkirakan sebesar US$ 82 miliar per tahun.
Sektor kelautan dan perikanan Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan, antara lain: penyebaran wilayah produksi dan konsumsi yang sangat luas, kegiatan Illegal Unreported and Unregulated (IUU) Fishing, armada perikanan masih didominasi oleh kapal berukuran kecil, sarana dan prasarana masih terbatas, dan sistem produksi hulu-hilir belum terintegrasi.
Karakteristik komoditas ikan yang mudah rusak (perishable) berdampak terhadap losses/wasted yang cukup tinggi, yaitu sekitar 35%. Dari angka itu, proses distribusi berkontribusi cukup besar, yaitu sekitar 10%.
Berdasarkan analisis Supply Chain Indonesia (SCI), beberapa persoalan di atas berdampak terhadap ketersediaan dan kesinambungan pasokan, harga dan disparitas harga, dan kualitas ikan. Selain berdampak terhadap masyarakat konsumen, kondisi tersebut juga mempengaruhi tingkat kesejahteraan para nelayan.
Berkaitan dengan pemberian izin impor ikan beberapa waktu lalu, SCI menilai bahwa izin impor sudah dilakukan secara tepat sesuai dengan prinsip-prinsip pemasukan hasil perikanan, yaitu dilakukan ketika ketersediaan ikan yang sejenis tidak mencukupi untuk keperluan industri pengalengan/re-ekspor, maupun industri tradisional. Izin impor telah dilakukan secara hati-hati sehingga tidak merusak harga tingkat nelayan maupun pasar tradisional. Selain itu, impor hanya sebagai solusi jangka pendek dalam memenuhi kesinambungan ketersediaan bahan baku ikan.
Untuk jangka panjang, SCI mengapresiasi KKP yang telah menginisiasi dan mengembangkan Sistem Logistik Ikan Nasional (SLIN) dengan Permen No. 5/PERMEN-KP/2014, yang diharapkan dapat berperan dalam:
- mewujudkan kedaulatan, kemandirian, dan ketahanan pangan nasional melalui jaminan ketersediaan, keterjangkauan, dan keberlanjutan untuk pemenuhan konsumsi ikan dan industri pengolahan ikan;
- memenuhi konsumsi ikan dan industri pengolahan ikan melalui jaminan terhadap pengadaan, penyimpanan, transportasi, dan distribusi ikan dan produk perikanan, serta bahan dan alat produksi.
Implementasi SLIN diharapkan bisa mengatasi berbagai persoalan perikanan, karena:
- SLIN merupakan implementasi konsep logistik berbasis komoditas, yaitu melakukan penanganan (penyimpanan dan pengiriman) dan mengembangkan sarana dan prasarananya sesuai dengan karakteristik komoditas.
- SLIN menggunakan prinsip supply chain management (SCM) dengan mengintegrasikan proses-proses pengadaan, penyimpanan, transportasi, dan distribusi, dengan melibatkan kementerian-kementerian terkait, pemerintah daerah, pelaku usaha, hingga nelayan dan pembudidaya ikan.
- SLIN menggunakan pendekatan komoditas unggulan, wilayah/kawasan, dan konektivitas sesuai dengan potensi daerah.
SLIN membutuhkan dukungan beberapa kementerian/lembaga terkait maupun pemerintah daerah (pemda) setempat. Sebagai contoh, di beberapa pelabuhan perikanan masih terkendala masalah infrastruktur dasar, seperti air bersih dan listrik. Selain itu, aksesibilitas menuju pelabuhan kurang memadai.
SCI merekomendasikan percepatan dan penguatan implementasi SLIN melalui beberapa langkah sebagai berikut:
- Penyiapan peta jalan (road map), mencakup perencanaan struktur dan proses bisnis SLIN, beserta pemantauan dan pengawasannya.
- Penyiapan infrastruktur melalui kerja sama dengan kementerian/lembaga terkait dan pemda setempat.
- Penguatan distribusi hulu-hilir melalui sinergi para pelaku usaha terkait.
- Pengembangan sistem rantai dingin (cold chain system).
- Pengembangan sistem informasi perikanan.
Konsep SLIN dapat menjadi contoh pengembangan logistik berbasis komoditas bagi komoditas-komoditas lainnya karena setiap komoditas membutuhkan penanganan logistik yang berbeda-beda, termasuk sarana dan prasarananya.
Download Catatan ini:
Catatan_SCI_-_Implementasi_Sistem_Logistik_Ikan_Nasional_sebagai_Solusi_Persoalan_Sektor_Perikanan.pdf (515.1 KiB, 952 hits)