JAKARTA-Pengusaha mengharapkan operator Pelabuhan Tanjung Priok menyiapkan fasilitas dermaga untuk kegiatan pengapalan dan bongkar muat kargo umum terhadap kapal berukuran di atas 40.000 ton untuk mendongkrak kinerja ekspor.
Sekretaris Jederal Asosiasi Perusahaan Bongkar Muat Indonesia (APBMI) Oggy Hargianto mengatakan saat ini kapal jenis kargo umum ataubreakbulk yang sandar dan bongkar muat di Priok rata-rata masih di bawah 30.000 ton. Kapal jenis itu hanya bisa sandar di Terminal 1 maupun Terminal 3 sudah penuh dengan layanan kapal kontainer internasional.
Kapal breakbulk dengan kapasitas 30.000 ton juga sedikit yang dilayani di Pelabuhan Tanjung Priok. “Kami harapkan ke depan kapal di atas 40.000 ton juga bisa masuk,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa (2/8).
Dia menyampaikan hal itu seiring dengan banyaknya permintaan sejumlah eksportir komoditas klinker atau bahan baku pembuat semen, maupun gypsum yang ingin dilayani kapal breakbulk berukuran di atas 40.000 ton untuk mengefisienkan biaya.
Menurutnya, permintaaan ekspor komoditas bahan baku pembuat semen seperti tujuan Oman dan Australia ingin diangkut kapal lebih besar agar biayanya nasional bisa lebih bersaing di tingkat global,” tuturnya.
Sumber dan berita selengkapnya:
Bisnis Indonesia, edisi cetak Rabu, 3 Agustus 2016.
Salam,
Divisi Informasi