Oleh: Bortiandy Tobing, S.T., MMT.
Tahun 2016 adalah tahun pertumbuhan ekonomi nasional, dimana pemerintah terus berupaya untuk melakukan pembangunan fundamental ekonomi nasional, melalui sektor riil diikuti dengan pembangunan infrastruktur.
Pada kondisi saat ini, perkembangan perekonomian dunia masih terus bergolak dan menuju titik kesetimbangan, sehingga berbagai perubahan (sudden shift) masih akan dapat terjadi dalam berbagai sektor ekonomi.
Selain itu, harga minyak mentah dunia masih terus berfluktuasi dan pada tahun 2016 kemungkinan kenaikan harga minyak mentah dunia, tentunya tidak dapat diabaikan, setelah di tahun 2015 menyentuh titik terendah.
Pada tahun 2016 ini perkembangan nilai tukar rupiah pun masih akan berada dirange Rp 13.500 – 13.900, khususnya di semester 1.
Mulai tanggal 01 Januari 2016, Indonesia sudah memasuki Kawasan Masyarakat Ekonomi ASEAN, sehingga semakin besar tantangan yang dihadapi oleh para penyedia logistik di Indonesia, oleh karena itu, para penyedia jasa logistik tersebut harus bisa bersaing dengan para penyedia jasa logistik dari luar negeri.
Dengan berbagai gambaran kondisi ekonomi nasional dan global di tahun 2016, maka beberapa tantangan dan peluang industri logistik nasional adalah:
- Walau ekonomi nasional di prediksi bertumbuh sebesar 5,7%, akan tetapi sektor logistik tidak akan bertumbuh secara signifikan, sebagai dampak dari pertumbuhan semu (fake growth) yang terjadi selama 5 tahun terakhir. Hingga akhir tahun 2016, proses seleksi alam masih akan terjadi industry logistik yang memaksa terjadinya perubahan dalam bisnis proses beberapa perusahaan.
- Seiring dengan pembangunan infrastruktur, seperti rel kereta pelabuhan, kereta badara, rel kereta trans sumatera, trans Sulawesi, tol trans sumatera, Sulawesi, tol laut dan lainnya, maka perlahan namun pasti, akan terjadi perubahan dalam penggunaan moda transportasi. Konsep multi moda yang efisien dan efektif tentunya menjadi peluang dan tantangan yang harus diperhitungkan.
- Pemberlakuan Kawasan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), akan menyebabkan terjadinya perubahan system manufaktur dan pola distribusi barang yang akan terbagi tiga (3) pelaku utama yaitu: Principles, Manufacture danDistributor. Pola makelon (outsourcing) dalam manufaktur barang di beberapa pulau untuk memangkas ongkos logistik yang tinggi, merupakan salah satu solusi bagi industri nasional di pulau Jawa dalam mengantisipasi kenaikan UMR. Disisi lain, harga produk yang lebih kompetitif dari Negara tetangga (ASEAN), akan menyebabkan meningkatnya barang impor khususnya barang konsumsi, akan menyebabkan terjadinya perubahan system distribusi (termasuk pergudangan).
- Fokus pembangunan dan pengembangan industri holtikultura dan perikanan khususnya, masih membuka peluang yang cukup besar dalam rantai dingin (cold chain).
- Pembangunan infrastruktur yang secara besar-besaran, membutuhkan bahan baku semen, pasir, besi baja, dll yang jumlahnya sangat besar. Sehingga hal ini memberikan peluang bagi industri logistik infrastruktur, seperti pengangkutan.
Tahun 2016 masih merupakan tahun yang penuh tantangan bagi industri logistik Nasional. Kemampuan likuiditas perusahaan, sangat menentukan keberlangsungan perusahaan, sehingga peningkatan efisiensi dan produktivitas termasuk rasionalisasi merupakan jalan yang masih harus ditempuh. Disisi lain, pada tahun 2016, akan terjadi peningkatan distribusi barang (bahan konstruksi pembangunan infrastruktur dan barang konsumsi dari berbagai Negara ASEAN) yang cukup signifikan, sehingga Inovasi, Kolaborasi dan Improvement dalam bisnis proses logistik harus segera dilakukan untuk mengantisipasi perubahan yang terjadi pada tahun 2016, terutama jika target pertumbuhan perusahaan di atas 4%. Tanpa inovasi dan kolaborasi, maka organisasi perusahaan akan berjalan stagnan.