×
Supply Chain Indonesia Video Channel
QUESTIONS? CALL: +62 22 720 5375 +62 821 1515 9393

Supply Chain Indonesia

Supply Chain Indonesia

Lembaga Pendidikan, Pelatihan, Konsultasi, Penelitian, Pengkajian & Pengembangan Logistik

+62227205375
Email: sekretariat@SupplyChainIndonesia.com

SUPPLY CHAIN INDONESIA
Komplek Taman Melati B1/22 Pasir Impun Bandung 40194 Indonesia

Open in Google Maps
  • BERANDA
  • PROFIL
  • AGENDA
  • TRAINING
    • Basic Logistics
    • Supply Chain Management
    • SCM Maritime Sector
    • Cold Chain Logistics
    • Warehouse Management
    • Transportation Management
    • Procurement Management
    • Inventory Management
    • Demand Forecast & Sales Operations Planning
  • OPINI
  • UNDUH
    • Paparan SCI
    • Infografis
    • Data Logistik
    • Kementerian dan Lembaga
    • Asosiasi dan Lembaga Non-Pemerintah
    • Seminar dan Konferensi
    • Forum Diskusi
    • Materi Pembelajaran
      • ERP
      • Manajemen Logistik
      • Sistem Transportasi dan Distribusi
      • Supply Chain Management
      • Manajemen Persediaan
    • Peraturan Perundangan
      • Undang-Undang
      • Peraturan Presiden
      • Peraturan Gubernur
      • Peraturan Pemerintah
      • Kementerian Pekerjaan Umum
      • Kementerian Perdagangan
      • Kementerian Perhubungan
      • Kementerian Pertanian
      • Kementerian Keuangan
      • Badan Nasional Penanggulangan Bencana
      • Kementerian Perindustrian
      • Kementerian Kesehatan
  • HUBUNGI KAMI
FREEINFO
Supply Chain Indonesia
Thursday, 30 July 2015 / Published in Catatan

Pelabuhan Cirebon Perlu Dikembangkan sebagai Pengganti Rencana Pembangunan Pelabuhan Cilamaya

pak stij2Oleh: Setijadi | Chairman at Supply Chain Indonesia

 

Volume barang di Pelabuhan Tanjung Priok yang sangat tinggi dan akan terus meningkat menuntut dukungan pengembangan pelabuhan lain.

Pelabuhan Cirebon menjadi salah satu alternatif pelabuhan yang dapat dikembangkan sebagai pengganti rencana pembangunan Pelabuhan Cilamaya, dengan beberapa pertimbangan sebagai berikut:

  1. Lokasi Pelabuhan Cirebon tepat karena 70% volume barang di Pelabuhan Tanjung Priok berasal dari wilayah timur Jakarta.
  2. Tingkat aksesibilitas yang lebih tinggi dengan keberadaan Tol Cipali yang menghubungkan Pelabuhan Cirebon dengan  berbagai kawasan industri di wilayah Cikampek, Karawang, dll. Apabila Tol Cisundawu selesai, maka tingkat aksesibilitas ke Pelabuhan itu juga menjadi lebih tinggi untuk kawasan-kawasan industri di Jabar timur bagian selatan.

Pelabuhan Cirebon dikembangkan sebagai feeder Pelabuhan Tanjung Priok sehingga volume kontainer internasional akan terkumpul di Pelabuhan Tanjung Priok. Hal ini diperlukan sebagai syarat pengembangan pelabuhan hub internasional yang dapat menarik persinggahan kapal berkapasitas besar (direct call).

Apabila volume container terbagi-bagi di beberapa pelabuhan, maka sulit mendapatkan direct call itu, karena tidak memenuhi ekonomi skala. Akibatnya, biaya pengiriman per container menjadi mahal.

Pengembangan pelabuhan hub internasional ini sangat penting agar Indonesia tidak tergantung kepada pelabuhan Singapura, sehingga akan meningkatkan efisiensi terhadap biaya logistik nasional.

Pelabuhan-pelabuhan lain di pantai utara Jawa Barat dan Jawa Tengah sebaiknya dikembangkan sebagai feeder Pelabuhan Tanjung Priok atau pelabuhan non-kontainer atau komoditas khusus, sehingga saling mendukung dan melengkapi. Misalnya, Marunda Center Terminal yang difokuskan sebagai pelabuhan non-kontainer untuk kargo curah (curah kering dan curah cair), general cargo, dan break bulk cargo.

Penetapan lokasi pelabuhan harus memperhatikan aspek teknis, seperti ketersediaan luas daratan dan kedalaman perairan, rencana tata ruang wilayah (RTRW) nasional, provinsi, maupun kabupaten/kota yang bersangkutan. Selain itu, rencana lokasi juga harus mempertimbangkan potensi ekonomi wilayah dan sumber daya alam. Penetapan lokasi itu juga harus memperhatikan keterpaduan intra dan antarmoda (terutama dengan jaringan jalan dan jalur kereta api), serta aksesibilitas terhadap hinterland.

Dari perspektif nasional, penetapan lokasi dan perencanaan pembangunan pelabuhan itu harus terintegrasi dengan konsep pembangunan infrastruktur transportasi dan sistem logistik nasional, seperti Konsep Tol Laut dan Short-Sea-Shipping (SSS).

Komentar

comments

Tagged under: BONGKAR MUAT, dermaga, distribusi, dwelling time, Kapal Barang, Kapal Laut, kontainer, Logistics, LOGISTIK, Logistik Indonesia, Operator pelabuhan, Pelabuhan Laut, pelabuhan tanjung priok, pelayaran, Pergudangan, peti kemas, rantai pasok, Supply Chain, Supply Chain Indonesia, Terminal Handling Charge, Tol Cipali, Tol Cisundawu, Tol Laut, transportasi

What you can read next

Kapal Feri Jarak Jauh, Konektivitas, dan Efisiensi Biaya Logistik
Analisis Penggunaan BBG Untuk Transportasi Barang
Apresiasi Bea & Cukai, Himbau Kemenhub/Dishub Dispensasi Truk Pengangkut Ekspor & Impor

Recent Posts

  • Ekspor Produk Perikanan ke China Diproyeksikan Lampaui 890 Juta Dolar AS

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kementeria...
  • Marketplace Logistik KargoNexus Dongkrak Efisiensi Waktu Pengadaan Logistik Hingga 30 Persen

    Nextren.com – Rumitnya masalah logistik d...
  • Rajawali Nusindo Bangun Gudang Pusat Baru di Kawasan Industri Cikarang

    Jakarta (ANTARA) -Perusahaan distribusi dan per...
  • Operasional Pelabuhan Pangulubelo Dihentikan Mulai Juli Hingga Desember

    Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (KUPP) Kela...
  • Deliveree Beberkan Tantangan Bisnis Logistik Di Indonesia

    Bisnis.com, JAKARTA – Deliveree, startup ...
  • GET SOCIAL

Copyright © 2017, SUPPLY CHAIN INDONESIA | Komplek Taman Melati B1/22 Pasir Impun Bandung 40194 Indonesia

TOP
WhatsApp chat