Oleh: Dr. Zaroni, CISCP., CFMP.
Head of Consulting Division | Supply Chain Indonesia
Isu konektivitas
Infrastruktur memiliki peran penting dalam menentukan kinerja logistik suatu negara. Aktivitas utama logistik yang mencakup transportasi dan pergudangan, memerlukan infrastruktur pelabuhan udara (airport), pelabuhan laut (seaport), jalan raya (road), jalan kereta api (railway), serta teknologi informasi dan komunikasi. Selain menjadi faktor penting dalam logistik, kualitas infrastruktur tersebut menjadi daya tarik bagi investor dalam membangun pabrik, mengembangkan bisnis, dan perdagangan.
The Global Competitive Index 2018 yang dirilis setiap tahunnya oleh World Economic Forum (WEF). Pada tahun 2018, Indonesia meraih peringkat ke-45 dari 140. Indeks daya saing global Indonesia tahun 2018 mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2017 yang menduduki peringkat ke-47 dari 135.
Salah satu pilar penting dalam indeks daya saing global adalah infrastruktur, khususnya infrastruktur transportasi yang mencakup indeks konektivitas jalan raya (road connectivity index), kualitas jalan raya (quality of roads), densitas rel kereta api (railroad density), konektivitas bandara (airport connectivity), indeks konektivitas transportasi laut (liner shipping connectivity index), dan efisiensi layanan bandara dan pelabuhan (efficiency of airport & seaport services).
Secara umum kualitas infrastruktur Indonesia semakin baik. Namun demikian, konektivitas jalan raya di Indonesia masih perlu ditingkatkan. Menurut indeks daya saing global tahun 2018 yang dirilis WEF tersebut, Indonesia masih berada di peringkat ke-120 dari 140 negara.
Konektivitas jalan raya penting untuk menghubungkan transportasi antardaerah, terutama dari desa ke kota, dari kota kabupaten ke kota provinsi. Selain itu, konektivitas jalan raya menghubungkan transportasi jalan raya dengan pelabuhan, bandara, dan stasiun kereta api untuk transportasi multimoda.
Peningkatan kualitas infrastruktur logistik menjadi faktor penting dalam kinerja logistik secara nasional. Banyak ahli ekonomi dunia yang meyakini bahwa Indonesia akan menjadi satu dari lima besar negara di dunia dalam ekonomi di tahun 2030. Potensi Indonesia di dalam kawasan ASEAN yang saat ini sedang tumbuh, terletak di antara kekuatan ekonomi China dan India, dan pertumbuhan e-Commerce yang sangat pesat.
Kualitas infrastruktur jalan raya menjadi isu penting dalam menghubungkan antarkota di Indonesia. Sebagian besar transportasi logistik di Indonesia, terutama di Sumatera dan Jawa, masih mengandalkan inland trucking, sehingga kualitas infrastruktur jalan raya dan konektivitas jalan raya menjadi faktor penting.
Karakteristik jalan raya tol yang umumnya hanya mampu memberikan solusi jangka pendek (1 s.d. 5 tahun) mulai menghadapi isu kemacetan, keamanan, dan keselamatan angkutan. Solusi untuk mengantisipasi kemacetan jalan tol dengan cara mengurangi beban jalan raya tol, transportasi logistik sebaiknya menggunakan alternatif kereta api. Namun, transportasi logistik kereta api belum mampu memberikan solusi ketersediaan kapasitas yang besar dan fleksibilitas dalam pergerakan dan handling barang-barang, serta keterbatasan infrastruktur di stasiun kereta api yang sesuai dengan kebutuhan logistik. Stasiun-stasiun kereta api di Jawa umumnya belum siap untuk handling logistik.
Karakteristik Indonesia yang merupakan Negara kepulauan, mengharuskan solusi transportasi yang menghubungkan antarpulau dengan kapasitas besar dan biaya transportasi yang relatif murah. Pelabuhan laut utama di Indonesia yang menangani logistik ekspor dan impor antara lain: Tanjung Priok Jakarta, Tanjung Perak Surabaya, Tanjung Mas Semarang, Belawan Medan, dan Makassar. Konektivitas pelabuhan antarpulau dan antarnegara perlu segera ditingkatkan. Tol laut perlu segera difungsikan secara intensif dengan kapasitas angkut yang lebih besar, frekuensi skedul pelayaran yang lebih intensif, dan perluasan jaringan konektivitas antarpelabuhan yang lebih luas.
Konektivitas transportasi logistik akan mendorong pertumbuhan ekonomi. Perputaran ekonomi daerah, ekonomi pedesaan, dan ekonomi kepulauan semakin meningkat. Penyediaan layanan logistik yang efisien dan tepat waktu untuk pendistribusian komoditas dan produk-produk dari daerah ke pusat-pusat ekonomi nasional, regional, dan global. Tuntutan terhadap infrastruktur tidak hanya mengenai kualitas, melainkan juga mengenai kapasitas dan konektivitas. Para pelaku usaha dan sektor logistik mengharapkan infrastruktur yang mampu menjadi backbone operasi transportasi yang efisien dengan kualitas yang baik. Beberapa inisiatif stratejik perlu dilakukan untuk meningkatkan kinerja logistik Indonesia:
- Integrasi jaringan transportasi multimoda melalui penyelarasan infrastruktur jalan raya, rel kereta api, dan pelabuhan untuk memudahkan akses transportasi darat ke transportasi udara dan laut;
- Penyederhanaan dan standardisasi dokumen transportasi logistik;
- Penerapan ICT untuk perencanaan, pengendalian transportasi logistik, dan digitalisasi logistik;
- Peningkatan kinerja operasional dan kualitas layanan perusahaan transportasi, freight forwarding, dan perusahaan 3PL untuk memberikan solusi layanan logistik yang efisien.
***
Menjadi tantangan Pemerintah, BUMN, dan sektor perusahaan swasta untuk menyediakan dan mengelola infrastruktur logistik sehingga dapat meningkatkan kinerja logistik secara nasional dan menciptakan daya saing negara. Utamanya untuk daya saing produk-produk Indonesia, baik untuk meraih peluang pasar di domestik maupun internasional.
*Isi artikel merupakan pemikiran penulis dan tidak selalu mencerminkan pemikiran atau pandangan resmi Supply Chain Indonesia.
Download artikel ini:
SCI - Artikel Transportasi dan Daya Saing Negara (Bagian 2 dari 2 tulisan) (836.2 KiB, 797 hits)