Bisnis.com, JAKARTA — Lembaga riset dan pendidikan logistik dan rantai pasok, Supply Chain Indonesia (SCI) meminta Kementerian Perhubungan untuk tetap melanjutkan proyek kereta akses pelabuhan kendati dihapus dalam rencana strategis 2015-2019.
Sejalan dengan pembangunan kereta akses pelabuhan, SCI juga berharap pemerintah melakukan reakvitasi terhadap lapangan penumpukan (container yard) yang sudah ada.
Chairman SCI, Setijadi mengatakan proyek akses kereta api ke pelabuhan sangat penting untuk meningkatkan kecepatan pengangkutan barang antara pelabuhan dan sentra-sentra industri. Dia mencontohkan, dari Pelabuhan Teluk Lamong, barang dapat dikirim dengan kereta api ke terminal peti kemas di Jember, Semarang, atau beberapa stasiun kereta api tertentu.
Menurut Setijadi, kapasitas angkut kereta api lebih tinggi dibandingkan dengan angkutan truk karena 30 gerbong datar bisa memuat 30 peti kemas ukuran 40 kaki atau setara 60 peti kemas ukurang 20 kaki. Kapasitas itu bisa menghasilkan efisiensi bila fasilitas bongkar muat memadai dan manajemen terminal juga handal.
“Fasilitas juga harus diperbaiki karena di beberapa tempat fasilitasnya tidak memadai. Kalau tidak ya tetap tidak kompetitif dengan truk,” jelasnya kepada Bisnis.com, Rabu (6/6/2018).
Setijadi menekankan, kemacetan di beberapa titik akses ke Pelabuhan Tanjung Priok yang masih berlangsung hingga saat ini menjadi pelajaran penting untuk mengurangi ketergantungan terhadap angkutan truk. Untuk itu, pembangunan dan pengoperasian rel kereta api ke pelabuhan sudah harus diutamakan.
Sumber dan berita selengkapnya:
http://industri.bisnis.com/read/20180606/98/803690/proyek-kereta-akses-pelabuhan-agar-dilanjutkan
Salam,
Divisi Informasi